Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ialah instrument untuk melindungi pekerja dan dari bahaya dan resiko yang terjadi akibat kecelakaan kerja. Pekerja memiliki kewajiban untuk mematuhi ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, selain itu perlindungan K3 ialah kewajiban yang perlu dipenuhi perusahaan.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan kemungkinan kecelakaan kerja (Zero Accident). Usaha ini adalah bentuk investasi periode panjang yang memberi keuntungan meraih kesejahteraan berbarengan. Meningkatkan kesadaran K3 pada setiap karyawan tidak cukup hanya satu dua kali briefing, sutumpuk prosedur dan ketentuan kerja, bahkan juga tidak cukup hanya kekuasaan yang berbentuk ancaman dan hukuman. Kesadaran yaitu, permasalahan keyakinan dan nilai-nilai yang ada pada kepala, yang merubahnya tambah lebih susah dari mengubah bentuk baja. Bentuk-bentuk pemaksaan dapat mengubah apa yang dilakukan namun tidak dapat mengubah dalam fikiran.
Dalam K3 terdapat arti bahaya dan kemungkinan ditempat kerja kerapkali terdengar terlebih dalam bebrapa kursus K3, P5M, Induksi dan Safety talk. Tetapi, terkadang sering juga terlewatkan karena sebuah potensi yang belum pasti terjadi pada diri kita. Dengan cara pengertian harafiah, pengertian bahaya yakni sebuah potensi yang nampak dari kesibukan atau aktivitas manusia yang berhubungan dengan mesin ataupun lingkungan yang bisa menyebabkan kerugian. Sedang, kemungkinan adalah peluang potensi bahaya itu terjadi.
Dalam system manajemen K3, bahaya dan kemungkinan dari kegiatan pekerjaan jadi parameter utama. Tidak cuma untuk diidentifikasi dan melakukan penilaian kemungkinan saja tetapi untuk melakukan mencegah terjadinya kemungkinan yang nampak di ruang kerja. Yang terutama, terwujudnya lingkungan kerja aman dan sehat dan perilaku kerja yang selamat hingga maksud dari aplikasi system K3 dapat terwujud.
Hal awal yang perlu dilakukan yaitu tahu beberapa jenis bahaya pada sistem dan kegiatan yang ada di lingkungan kerja. Beberapa jenis bahaya yang ada di lingkungan kerja yakni bahaya fisika, bahaya kimia, bahaya biologi, bahaya ergonomi, bahaya mekanik dan lain sebagainya. Dengan tahu beberapa jenis bahaya akan memudahkan untuk melakukan ingindaliam bahaya yang tepat, ingindalian dapat dilakukan lewat cara ingindalian merekayasa tehnik mesin atau alat, pengendalian dengan cara administratif, ingindalian dengan kursus atau kursus berkaitan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan ditempat kerja dan yang paling akhir pastinya melilndungi manusia/pekerja dengan cara segera dengan alat pelindung diri seperti sepatu safety terbaru yang sesuai sama aktifitasnya atau dapat sesuai menurut prosedur kerja aman yang sudah disusun.
Terkadang kita sering bertanya-tanya kenapa system manajemen K3 telah diaplikasikan di perusahaan kita tetapi masihlah tinggi tingkat terjadinya kecelakaan. Kita perlu sadari, memang tidak mudah untuk membuat nihil angka kecelakaan namun bukanlah bermakna tidak bisa dilakukan. Dasarnya, bukan hanya memperkenalkan bahaya dan aksi ingindaliannya untuk pekerja. Tetapi perlu meyakinkan pekerja itu mengerti dan jadi suatu rutinitas berprilaku selamat hingga terwujud budaya selamat dalam diri mereka.
Kebiasaan-kebiasaan berlaku dan berprilaku aman, sehat dan selamat tidak mudah untuk di ciptakan, karena telah terbentuk sebelumnya pada diri pekerja saat bekerja dengan belum memperhitungkan aspek keselamatan. Hal itu dapat dibuktikan dalam kegiatan di luar pekerjaan seperti di rumah atau kegiatan yang lain, masihlah melakukan bebrapa aksi yang membahayakan sendiri dan orang lain. Tantangan yang besar untuk membuat budaya K3 dapat terwujud dari perilaku beberapa pekerja. Pendekatan dengan cara personal adalah hal yang sangat mungkin untuk memberi penjelaskan perilaku aman pekerja, dan tips yang bisa berikan motivasi pekerja selalu untuk bertidak aman di ruang kerja yakni mengingatkan kalau keluarga selalu menantikan kita pulang.
Kita perlu mengemukakan ke pekerja kalau karakter budaya aman, sehat dan selamat bukan sekedar hanya di lingkungan kerja saja, tetapi penanaman budaya itu juga harus diteruskan ke anak-anak pekerja karena pembentukan karakter aman, sehat dan selamat tambah lebih baik diawali mulai sejak awal. Bukan hanya memperkenalkan bahaya dan kemungkinan yang adana namun menanamkan filosofi agar dengan sendirinya pekerja semakin lebih sensitif dan perduli pada bahaya dan kemungkinan. Usaha itu bila dilakukan sama artinya kita sudah berinvestasi atau “menularkan” budaya keselamatan untuk periode panjang.
K3 bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan kemungkinan kecelakaan kerja (Zero Accident). Usaha ini adalah bentuk investasi periode panjang yang memberi keuntungan meraih kesejahteraan berbarengan. Meningkatkan kesadaran K3 pada setiap karyawan tidak cukup hanya satu dua kali briefing, sutumpuk prosedur dan ketentuan kerja, bahkan juga tidak cukup hanya kekuasaan yang berbentuk ancaman dan hukuman. Kesadaran yaitu, permasalahan keyakinan dan nilai-nilai yang ada pada kepala, yang merubahnya tambah lebih susah dari mengubah bentuk baja. Bentuk-bentuk pemaksaan dapat mengubah apa yang dilakukan namun tidak dapat mengubah dalam fikiran.
Dalam K3 terdapat arti bahaya dan kemungkinan ditempat kerja kerapkali terdengar terlebih dalam bebrapa kursus K3, P5M, Induksi dan Safety talk. Tetapi, terkadang sering juga terlewatkan karena sebuah potensi yang belum pasti terjadi pada diri kita. Dengan cara pengertian harafiah, pengertian bahaya yakni sebuah potensi yang nampak dari kesibukan atau aktivitas manusia yang berhubungan dengan mesin ataupun lingkungan yang bisa menyebabkan kerugian. Sedang, kemungkinan adalah peluang potensi bahaya itu terjadi.
Dalam system manajemen K3, bahaya dan kemungkinan dari kegiatan pekerjaan jadi parameter utama. Tidak cuma untuk diidentifikasi dan melakukan penilaian kemungkinan saja tetapi untuk melakukan mencegah terjadinya kemungkinan yang nampak di ruang kerja. Yang terutama, terwujudnya lingkungan kerja aman dan sehat dan perilaku kerja yang selamat hingga maksud dari aplikasi system K3 dapat terwujud.
Hal awal yang perlu dilakukan yaitu tahu beberapa jenis bahaya pada sistem dan kegiatan yang ada di lingkungan kerja. Beberapa jenis bahaya yang ada di lingkungan kerja yakni bahaya fisika, bahaya kimia, bahaya biologi, bahaya ergonomi, bahaya mekanik dan lain sebagainya. Dengan tahu beberapa jenis bahaya akan memudahkan untuk melakukan ingindaliam bahaya yang tepat, ingindalian dapat dilakukan lewat cara ingindalian merekayasa tehnik mesin atau alat, pengendalian dengan cara administratif, ingindalian dengan kursus atau kursus berkaitan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan ditempat kerja dan yang paling akhir pastinya melilndungi manusia/pekerja dengan cara segera dengan alat pelindung diri seperti sepatu safety terbaru yang sesuai sama aktifitasnya atau dapat sesuai menurut prosedur kerja aman yang sudah disusun.
Terkadang kita sering bertanya-tanya kenapa system manajemen K3 telah diaplikasikan di perusahaan kita tetapi masihlah tinggi tingkat terjadinya kecelakaan. Kita perlu sadari, memang tidak mudah untuk membuat nihil angka kecelakaan namun bukanlah bermakna tidak bisa dilakukan. Dasarnya, bukan hanya memperkenalkan bahaya dan aksi ingindaliannya untuk pekerja. Tetapi perlu meyakinkan pekerja itu mengerti dan jadi suatu rutinitas berprilaku selamat hingga terwujud budaya selamat dalam diri mereka.
Kebiasaan-kebiasaan berlaku dan berprilaku aman, sehat dan selamat tidak mudah untuk di ciptakan, karena telah terbentuk sebelumnya pada diri pekerja saat bekerja dengan belum memperhitungkan aspek keselamatan. Hal itu dapat dibuktikan dalam kegiatan di luar pekerjaan seperti di rumah atau kegiatan yang lain, masihlah melakukan bebrapa aksi yang membahayakan sendiri dan orang lain. Tantangan yang besar untuk membuat budaya K3 dapat terwujud dari perilaku beberapa pekerja. Pendekatan dengan cara personal adalah hal yang sangat mungkin untuk memberi penjelaskan perilaku aman pekerja, dan tips yang bisa berikan motivasi pekerja selalu untuk bertidak aman di ruang kerja yakni mengingatkan kalau keluarga selalu menantikan kita pulang.
Kita perlu mengemukakan ke pekerja kalau karakter budaya aman, sehat dan selamat bukan sekedar hanya di lingkungan kerja saja, tetapi penanaman budaya itu juga harus diteruskan ke anak-anak pekerja karena pembentukan karakter aman, sehat dan selamat tambah lebih baik diawali mulai sejak awal. Bukan hanya memperkenalkan bahaya dan kemungkinan yang adana namun menanamkan filosofi agar dengan sendirinya pekerja semakin lebih sensitif dan perduli pada bahaya dan kemungkinan. Usaha itu bila dilakukan sama artinya kita sudah berinvestasi atau “menularkan” budaya keselamatan untuk periode panjang.