Salah satu karakteristik industri pertambangan yaitu padat modal, padat tehnologi dan memiliki resiko yang besar. Oleh karenanya, dalam rencana menanggung kelancaran operasi, hindari terjadinya kecelakaan kerja, peristiwa beresiko dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada aktivitas pertambangan.
Usaha mencegah dan pengendalian bahaya kerja yang bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan aplikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditempat kerja. Dengan cara keilmuan K3, didefinisikan sebagai pengetahuan dan aplikasi tehnologi mengenai mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari segi hukum K3 adalah himpunan ketentuan perundang-undangan yang mengatur mengenai perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.
Melalui ketentuan yang pasti dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan, karenanya diperlukan ketentuan perundang-undangan yang mengatur mengenai K3. Bahkan juga ditingkat internasionalpun sudah disetujui ada konvensi-konvensi yang mengatur mengenai K3 dengan cara universal sesuai sama perubahan ilmu dan pengetahuan dan tehnologi, baik yang di keluarkan oleh organisasi dunia seperti ILO, WHO, ataupun tingkat regional.
Dilihat dari segi ekonomis, dengan mengaplikasikan K3, maka tingkat kecelakaan akan alami penurunan, hingga kompensasi pada kecelakaan juga alami penurunan, dan biaya tenaga kerja dapat menyusut. Searah dengan itu, K3 yang efisien akan tingkatkan produktivitas kerja hingga dapat tingkatkan hasil produksi. Hal semacam ini pada gilirannya lalu dapat mendorong semua tempat kerja/industri ataupun beberapa tempat umum rasakan pentingnya dan memiliki budaya K3 untuk diaplikasikan disetiap tempat dan waktu, hingga K3 jadi salah satu budaya industrial.
Dengan melakukan K3 akan terwujud perlindungan pada tenaga kerja dari resiko kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang bisa terjadi pada saat melakukan pekerjaan ditempat kerja. Dengan dikerjakannya perlindungan K3, diinginkan akan terwujud tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang produktif, hingga akan tingkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan hal tersebut K3 sangat besar peranannya dalam usaha tingkatkan produktivitas perusahaan, terlebih dapat menghindar korban manusia.
Ditahap pengontrolan resiko, peran manajemen sangat penting karena pengontrolan resiko memerlukan ketersediaan semua sumber daya yang dipunyai oleh perusahaan, karena pihak manajemen yang mampu penuhi ketersediaan ini. Semua beberapa rencana utama itu makin menyadarkan akan pentingnya keperluan pengelolaan K3 berbentuk manajemen yang systematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain. Integrasi ini dengan diawali kebijakan dari perusahaan untuk mengelola K3 mengaplikasikan suatu System Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Pengertian Manajemen Kemungkinan Pertambangan.
Manajemen Kemungkinan Pertambangan yaitu suatu sistem hubungan yang dipakai oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggulangi bahaya ditempat kerja manfaat kurangi kemungkinan bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang berlebihan, dan lain-lain. Jadi, manajemen kemungkinan adalah suatu alat keselamatan seperti pakaian dan sepatu safety yang apabila dipakai dengan cara benar akan membuahkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman bahaya ditempat kerja.
Aspek Kemungkinan Yang Ada Di Perusahaan Pertambangan
Mengenai Aspek Kemungkinan yang sering didapati pada Perusahaan Pertambangan yaitu seperti berikut :
a. Ledakan
b. Longsor
c. Kebakaran
Manfaat Manajemen Kemungkinan Pada Perusahaan Pertambangan
Pada umumnya manfaat Manajemen Kemungkinan pada perusahaan pertambangan yaitu seperti berikut :
- Menimalkan kerugian yang lebih besar
- Tingkatkan keyakinan pelanggan dan pemerintah pada perusahaan
- Tingkatkan keyakinan karyawan pada perusahaan
Tehnik Mencegah Ledakan
Banyak hal yang perlu dipelajari dalam rencana mencegah ledakan yaitu :
1. Pengetahuan beberapa basic terjadinya ledakan, mengulas :
- Gas-gas yang mudah terbakar/meledak
- Karakteristik gas
- Sumber penyebab kebakaran/ledakan
- Pengukuran konsentrasi gas
- Pengontrolan system ventilasi tambang
- Pengaliran gas (gas drainage)
- Pemakaian alat ukur gas
- Penyiraman air (sprinkling water)
- Pengontrolan sumber-sumber api penyebabnya kebakaran dan ledakan
- Penyiraman air (water sprinkling)
- Penaburan debu batu (rock dusting)
- Penggunaan alat-alat mencegah standard.
- Lokalisasi penambangan dengan penebaran debu batuan
- Pengaliran air ke tempat potensi kebakaran atau ledakan
- Penebaran debu batuan agak lebih tebal pada tempat riskan
- Pembelahan rute (jalur) ventilasi
- Evakuasi, proteksi diri, systemperingatandini, dan penyelamatansecara tim.
Manajemen Kemungkinan Pertambangan yaitu suatu sistem hubungan yang dipakai oleh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menanggulangi bahaya ditempat kerja manfaat kurangi kemungkinan bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun longsoran tanah, gas beracun, suhu yang berlebihan, dan lain-lain. Jadi, manajemen kemungkinan adalah suatu alat yang apabila dipakai dengan cara benar akan membuahkan lingkungan kerja yang aman, bebas dari ancaman bahaya ditempat kerja.
Terjadinya kecelakaan kerja sudah pasti jadikan permasalahan yang besar untuk keberlangsungan suatu usaha. Kerugian yang terkena bukan sekedar berbentuk kerugian materi yang cukup besar tetapi kian lebih itu yaitu munculnya korban jiwa yg tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini adalah kerugian yang sangat besar karena manusia yaitu hanya satu sumber daya yg tidak dapat digantikan oleh tehnologi apa pun.