a). Sesuaikan jenis APD dengan jenis bahaya
Tak ada jalan pintas untuk penentuan APD. Pilih APD yang tepat untuk setiap type bahaya. Pada beberapa pekerjaan, pekerjaan yang sama dilakukan selama siklus pekerjaan, hingga mudah untuk memilih APD yang tepat. Dalam masalah lain, pekerja mungkin terkena dua atau lebih bahaya yang tidak sama. Juru las yang mungkin memerlukan perlindungan pada gas las, cahaya cahaya beresiko, logam cair dan chip terbang. Dalam soal sekian, beberapa perlindungan yang diperlukan : helm las, kacamata keselamatan dan respirator yang sesuai.
b). Mendapatkan saran
Bikin ketentuan berdasar pada pelajari bahaya menyeluruh, penerimaan pekerja, dan type APD yang ada. Demikian kamu sudah memastikan keperluan APD kamu, diskusikan keperluan kamu dengan pihak penyuplai APD yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dan lalu memohon referensi mereka. Selalu minta alternatif dan mengecek setiap klaim product dan data uji dari product yang di tawarkan. Coba APD yang di tawarkan dan mengujinya untuk lihat kalau product penuhi semua persyaratan yang kamu berharap sebelumnya di setujui.
c) Melibatkan pekerja dalam evaluasi
Sangat penting untuk melibat pekerja dalam penentuan jenis tertentu. Berikanlah contoh dan jenis Alat Pelindung Diri yang akan dibeli untuk dicoba oleh pekerja, dan minta umpan balik dari mereka dan pelajari dengan cara berbarengan untuk setiap jenis yang di tawarkan. Dengan langkah tersebut, maka sangat mungkin untuk pekerja untuk memilih yang pas dan nyaman untuk mereka.
d) Pertimbangkan kenyamanan fisik APD (ergonomi)
Bila piranti APD teralalu berat atau kurang cocok maka mustahil APD itu akan dipakai. Perhatikan juga kalau bila piranti APD tidak menarik atau tidak nyaman, atau tak ada peluang untuk pekerja untuk memilih diantara jenis yang ada, maka kepatuhan akan pemakaian APD akan sangat rendah. Pakai setiap peluang untuk memberi fleksibilitas dalam penentuan APD selama itu penuhi undang-undang dan standard yang diputuskan.
e) Evaluasi pertimbangan biaya
Biaya APD sering jadi perhatian. Beberapa program memakai respirator sekali gunakan karena mereka nampaknya murah. Tetapi apabila pemakaian dievaluasi dari waktu ke waktu, ada peluang kalau respirator cartridge ganda semakin lebih ekonomis. Tehnik kontrol rekayasa mungkin dapat dibuktikan jalan keluar yang efisien bahkan juga lebih irit biaya dalam periode panjang dan harus diperhitungkan sebelumnya APD.
f) Tinjauan standar
Kriteria kemampuan dari semua standard harus dilihat untuk meyakinkan kalau paparan akan diminimalisir atau di hilangkan dengan memakai APD. Bila APD terpajan pada bahaya semakin besar dari spesifikasi yang ditetapkan, maka akan tidak memberi perlindungan yang ideal.
g) Fit Testing (Uij Pas)
Ketika pilihan telah di buat, dialakukan uji fit untuk setiap pekerja dengan cara individu. Ketika uji fit, sekaligus ditunjukan cara memakai dan pelihara APD dengan benar. Program fit testing individu harus dilakukan oleh teknisi pakar. Sebagai contoh, untuk pelindung mata yang penuhi prasyarat melakukan fit testing yaitu dokter mata, pakar optik, perwakilan produsen ‘atau seseorang anggota staf yang terlatih khusus, seperti perawat.
h) Lakukan perawatan rutin dan inspeksi
Tanpa perawatan yang tepat, efektivitas APD tidak bisa dijamin. Pemeliharaan harus meliputi kontrol, perawatan, pembersihan, perbaikan, dan penyimpanan yang benar.
Mungkin bagian yang paling penting dari perawatan yaitu keperluan untuk melakukan kontrol APD. Bila kontrol APD dilakukan dengan cara hati-hati, maka bila ada rusaknya akan diidentifikasi sebelumnya dipakai.
Prosedur harus di buat untuk sangat mungkin pekerja memperoleh pengganti untuk APD yang rusak dan tetaplah tertangani bersih. Piranti perlindungan pernafasan memerlukan program perawatan, penyimpanan, pembersihan, dan pengujian berkala. Kenakan APD yang rusak dapat lebih beresiko dari pada tidak kenakan apa pun bentuk perlindungan sekalipun. Beberapa pekerja peroleh rasa aman palsu dan memikirkan kalau mereka dilindungi ketika bekerja dengan bahaya, dalam sebenarnya mereka tidak terproteksi. Misalnya penggunaan sepatu safety terbaru harus diganti setiap setahun sekali agar performanya tidak berkurang.
i) Melakukan pelatihan
Tak ada program yang dapat komplit tanpa ada kursus untuk meyakinkan pemakaian yang maksimal dari APD. Kursus harus meliputi bagaimana memastikan dan memakai APD, bagaimana memperoleh perlindungan yang optimal, dan cara menjaga APD. Kursus dapat dilakukan dengan cara perorangan atau dalam pertemuan grup. Program kursus harus mengutamakan maksud utama dari program dan menguatkan kenyataan kalau kendali tehnik sudah dilakukan sebagai kiat mencegah primer. Kurang hanya dengan memberitahukan seorang untuk memakai respirator hanya karena manajemen dan/atau undang-undang mengharuskan memakai APD. Bila respirator ditujukan untuk menghindar masalah paru-paru, beberapa pekerja harus diberitahu bahaya yang bisa mengakibatkan kerusakan paru-paru mereka di tempat kerja. Kursus harus diberikan untuk semua pekerja termasuk manajer dan supervisor, baik mereka yang terkena dengan cara terus-terusan atau yang terkena sekali-sekali.
j) Mendapatkan dukungan dari semua departemen
Setelah program jalan maka diperlukan keterlibatan dari manajemen personalia, keamanan dan medis, personil pengawas, komite kesehatan dan keselamatan, individu pekerja, dan bahkan juga penyuplai APD yang diambil.
Program pendidikan harus dilakukan dengan teratur dan terus-terusan. Alasan paling umum dari kegagalan program APD yaitu ketakmampuan untuk menangani keberatan dari pekerja untuk memakai APD. Setiap permasalahan harus diakukan dengan cara perorangan.
k) Audit program
Seperti program atau prosedur yang digerakkan dalam suatu organisasi, efektivitas program APD harus diawasi dengan inspeksi perlengkapan dan audit prosedur. Audit tahunan sangat dianjurkan dan untuk beberapa daerah gawat baiknya dilihat seringkali. Ini akan sangat bermanfaat untuk memperbandingkan kemampuan keselamatan pada mereka sebelumnya program diawali. Perbandingan ini akan menolong memastikan kesuksesan atau kegagalan program. Tanpa ada pemantauan detil, referensi tentang pergantian pada suatu program atau retensi dari program ini dapat di dukung.
Tak ada jalan pintas untuk penentuan APD. Pilih APD yang tepat untuk setiap type bahaya. Pada beberapa pekerjaan, pekerjaan yang sama dilakukan selama siklus pekerjaan, hingga mudah untuk memilih APD yang tepat. Dalam masalah lain, pekerja mungkin terkena dua atau lebih bahaya yang tidak sama. Juru las yang mungkin memerlukan perlindungan pada gas las, cahaya cahaya beresiko, logam cair dan chip terbang. Dalam soal sekian, beberapa perlindungan yang diperlukan : helm las, kacamata keselamatan dan respirator yang sesuai.
b). Mendapatkan saran
Bikin ketentuan berdasar pada pelajari bahaya menyeluruh, penerimaan pekerja, dan type APD yang ada. Demikian kamu sudah memastikan keperluan APD kamu, diskusikan keperluan kamu dengan pihak penyuplai APD yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dan lalu memohon referensi mereka. Selalu minta alternatif dan mengecek setiap klaim product dan data uji dari product yang di tawarkan. Coba APD yang di tawarkan dan mengujinya untuk lihat kalau product penuhi semua persyaratan yang kamu berharap sebelumnya di setujui.
c) Melibatkan pekerja dalam evaluasi
Sangat penting untuk melibat pekerja dalam penentuan jenis tertentu. Berikanlah contoh dan jenis Alat Pelindung Diri yang akan dibeli untuk dicoba oleh pekerja, dan minta umpan balik dari mereka dan pelajari dengan cara berbarengan untuk setiap jenis yang di tawarkan. Dengan langkah tersebut, maka sangat mungkin untuk pekerja untuk memilih yang pas dan nyaman untuk mereka.
d) Pertimbangkan kenyamanan fisik APD (ergonomi)
Bila piranti APD teralalu berat atau kurang cocok maka mustahil APD itu akan dipakai. Perhatikan juga kalau bila piranti APD tidak menarik atau tidak nyaman, atau tak ada peluang untuk pekerja untuk memilih diantara jenis yang ada, maka kepatuhan akan pemakaian APD akan sangat rendah. Pakai setiap peluang untuk memberi fleksibilitas dalam penentuan APD selama itu penuhi undang-undang dan standard yang diputuskan.
e) Evaluasi pertimbangan biaya
Biaya APD sering jadi perhatian. Beberapa program memakai respirator sekali gunakan karena mereka nampaknya murah. Tetapi apabila pemakaian dievaluasi dari waktu ke waktu, ada peluang kalau respirator cartridge ganda semakin lebih ekonomis. Tehnik kontrol rekayasa mungkin dapat dibuktikan jalan keluar yang efisien bahkan juga lebih irit biaya dalam periode panjang dan harus diperhitungkan sebelumnya APD.
f) Tinjauan standar
Kriteria kemampuan dari semua standard harus dilihat untuk meyakinkan kalau paparan akan diminimalisir atau di hilangkan dengan memakai APD. Bila APD terpajan pada bahaya semakin besar dari spesifikasi yang ditetapkan, maka akan tidak memberi perlindungan yang ideal.
g) Fit Testing (Uij Pas)
Ketika pilihan telah di buat, dialakukan uji fit untuk setiap pekerja dengan cara individu. Ketika uji fit, sekaligus ditunjukan cara memakai dan pelihara APD dengan benar. Program fit testing individu harus dilakukan oleh teknisi pakar. Sebagai contoh, untuk pelindung mata yang penuhi prasyarat melakukan fit testing yaitu dokter mata, pakar optik, perwakilan produsen ‘atau seseorang anggota staf yang terlatih khusus, seperti perawat.
h) Lakukan perawatan rutin dan inspeksi
Tanpa perawatan yang tepat, efektivitas APD tidak bisa dijamin. Pemeliharaan harus meliputi kontrol, perawatan, pembersihan, perbaikan, dan penyimpanan yang benar.
Mungkin bagian yang paling penting dari perawatan yaitu keperluan untuk melakukan kontrol APD. Bila kontrol APD dilakukan dengan cara hati-hati, maka bila ada rusaknya akan diidentifikasi sebelumnya dipakai.
Prosedur harus di buat untuk sangat mungkin pekerja memperoleh pengganti untuk APD yang rusak dan tetaplah tertangani bersih. Piranti perlindungan pernafasan memerlukan program perawatan, penyimpanan, pembersihan, dan pengujian berkala. Kenakan APD yang rusak dapat lebih beresiko dari pada tidak kenakan apa pun bentuk perlindungan sekalipun. Beberapa pekerja peroleh rasa aman palsu dan memikirkan kalau mereka dilindungi ketika bekerja dengan bahaya, dalam sebenarnya mereka tidak terproteksi. Misalnya penggunaan sepatu safety terbaru harus diganti setiap setahun sekali agar performanya tidak berkurang.
i) Melakukan pelatihan
Tak ada program yang dapat komplit tanpa ada kursus untuk meyakinkan pemakaian yang maksimal dari APD. Kursus harus meliputi bagaimana memastikan dan memakai APD, bagaimana memperoleh perlindungan yang optimal, dan cara menjaga APD. Kursus dapat dilakukan dengan cara perorangan atau dalam pertemuan grup. Program kursus harus mengutamakan maksud utama dari program dan menguatkan kenyataan kalau kendali tehnik sudah dilakukan sebagai kiat mencegah primer. Kurang hanya dengan memberitahukan seorang untuk memakai respirator hanya karena manajemen dan/atau undang-undang mengharuskan memakai APD. Bila respirator ditujukan untuk menghindar masalah paru-paru, beberapa pekerja harus diberitahu bahaya yang bisa mengakibatkan kerusakan paru-paru mereka di tempat kerja. Kursus harus diberikan untuk semua pekerja termasuk manajer dan supervisor, baik mereka yang terkena dengan cara terus-terusan atau yang terkena sekali-sekali.
j) Mendapatkan dukungan dari semua departemen
Setelah program jalan maka diperlukan keterlibatan dari manajemen personalia, keamanan dan medis, personil pengawas, komite kesehatan dan keselamatan, individu pekerja, dan bahkan juga penyuplai APD yang diambil.
Program pendidikan harus dilakukan dengan teratur dan terus-terusan. Alasan paling umum dari kegagalan program APD yaitu ketakmampuan untuk menangani keberatan dari pekerja untuk memakai APD. Setiap permasalahan harus diakukan dengan cara perorangan.
k) Audit program
Seperti program atau prosedur yang digerakkan dalam suatu organisasi, efektivitas program APD harus diawasi dengan inspeksi perlengkapan dan audit prosedur. Audit tahunan sangat dianjurkan dan untuk beberapa daerah gawat baiknya dilihat seringkali. Ini akan sangat bermanfaat untuk memperbandingkan kemampuan keselamatan pada mereka sebelumnya program diawali. Perbandingan ini akan menolong memastikan kesuksesan atau kegagalan program. Tanpa ada pemantauan detil, referensi tentang pergantian pada suatu program atau retensi dari program ini dapat di dukung.